#EKSENTRIK – Beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 18 Agustus 2021, sudah ada beberapa sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka pertama kalinya. Salah satunya adalah beberapa sekolah yang ada di Lebak, Banten.
Kebijakan terbaru ini karena mengingat bahwa Lebak masuk ke dalam wilayah dengan penerapan PPKM level 3, dan kini sudah zona orange.
Kebijakan terbaru ini tentu membuat berbagai kalangan merasa bahagia. Karena sudah nyaris 2 tahun para siswa meski belajar secara daring dari rumah.
Kondisi ini disebabkan oleh pandemi yang belum juga mencapai titik akhir. Karena itulah tidak terdapat rangking satu. Nah, adapun salah satu sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka ialah SMPN 1 Rangkasbitung.
Lokasinya ada di Jalan Multatuli Rangkasbitung Karena pertama kali menggelar pembelajaran tatap muka, jumlah siswa yang masuk tentu dibatasi. Yakni hanya 50 persen saja dari jumlah siswa.
Pada hari pertama masuk, ada berbagai kisah menarik dan unik, lagi menggelitik. Hal ini sebagaimana yang diceritakan oleh Kepala Sekolah SMPN 1, Sudirman.
Ia bercerita, bahwa nyaris semua siswa yang masuk merupakan anak-anak berwajah baru, dan pertama kalinya merasakan sekolah tatap muka ketika SMP.
“Mereka bahkan belum pernah bertatap muka dan bertemu langsung dengan rekan-rekan belajar serta para guru. Bahkan, ketika saya sedang mengontrol kelas 8, murid belum mengenali saya. Bahkan, ada yang sampai bertanya, bapak siapa?” kata Sudirman saat ditemui Kompas.com di ruangannya, Rabu.
Pertanyaan polos itu pun harus dijawab oleh guru lainnya, bahwa bapak itu adalah kepala sekolah SMPN 1 Rangkasbitung.
Hal tersebut mungkin akan terulang ya. Mengingat yang melakukan pembelajaran dari kan bukan hanya SMPN 1 Rangkasbitung Ia kan? Untungnya, kepsek baik hati tersebut memakluminya.
Karena memang, selama belajar daring, para siswa kan hanya melihat guru dan teman-temannya dari layar virtual dan dari foto. Padahal, foto dengan aslinya bisa saja berbeda. Nah, untuk memperkenalkan lingkungan sekolah, hari pertama pertemuan tatap muka di SMP tersebut diadakan pengenalan dan juga penjelasan terkait dengan protokol kesehatan di sekolah.
Adapun yang mengikuti kegiatan ini adalah anak-anak yang sudah mendapatkan izin dari orang tua mereka. Menariknya, hampir semua mendapatkan izin. Adapun yang tidak mengikuti kegiatan tersebut dikarenakan beberapa alasan. Seperti sakit dan masih ada di luar kota.
