Malaria merupakan penyakit menular yang menargetkan sel-sel darah merah tubuh. Seperti demam berdarah, malaria dapat terjadi karena gigitan spesies nyamuk yang berbeda.
Nyamuk pembawa demam berdarah adalah spesies Aedes Aegypti, sedangkan spesies Anopheles yang menjadi penyebab dari malaria.
Demam berdarah dan malaria hampir sama, keduanya mempunyai beberapa gejala umum, seperti: demam, sakit otot, sakit kepala, muntah, diare dan pendarahan.
Sedangkan, ciri khusus untuk malaria adalah penyakit kuning dan keringat berlebih bisa terjadi. Selain itu, gejala yang lebih serius untuk malaria adalah masalah pada sistem saraf pusat, koma, syok, kejang dan gagal hati atau ginjal.
Perbedaan lain dari kedua penyakit ini adalah malaria tidak seperti demam berdarah yang bersifat virus, penyakit yang menyerang malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang mengalami siklus kompleks antara nyamuk dan manusia.
Hal ini bisa digambarkan dengan nyamuk pembawa mengambil gigitan awal pada manusia, di mana parasit dibiarkan matang; setelah itu, nyamuk pembawa yang sama atau yang lain melakukan gigitan kedua pada manusia, kali ini mendapatkan dan memindahkan parasit yang sudah matang ke manusia yang sama atau manusia lain yang sekarang menderita malaria.
Beberapa spesies umum dari parasit Plasmodium yaitu P. falciparum, P. knowlesi, P. vivax, P. malariae, dan P. ovale.
Dua jenis pertama dari spesies tersebut bisa mengancam jiwa, di mana jenis kedua hanya bisa ditemukan pada monyet kera ekor panjang dan kuncir. Seorang penderita mungkin terinfeksi lebih dari satu spesies parasit ini.
Karena malaria adalah penyakit parasit, hal ini menyebabkan masa inkubasi bisa berlangsung dari satu hingga tiga minggu. Bahkan, penyakit bisa berlangsung hingga 10 bulan setelah kontaminasi awal, tergantung pada kematangan parasit.
Beberapa parasit bisa tidak aktif dan mereka hanya bisa tetap tinggal dalam sel darah merah seseorang. Sebagai contoh, terjadi suatu kondisi yang disebut kambuh malaria di mana seseorang bisa sakit lagi bahkan setelah sembuh dari malaria.
Perbedaan Lainnya
Perbedaan lainnya yaitu berkaitan dengan lokasi geografis dari area yang terkontaminasi yang diakui. Demam berdarah lazimnya terjadi di negara-negara Asia Tenggara, sementara malaria endemik di Afrika, Asia, Amerika Tengah dan Selatan.
Hal yang berkaitan dengan ini yaitu waktu dimana spesies nyamuk biasanya keluar. Sementara nyamuk demam berdarah biasanya muncul pada siang hari, sedangkan nyamuk malaria keluar pada malam hari, bahkan terkadang saat pagi hari atau senja.
Perbedaan selanjutnya yaitu berkaitan dengan pengobatannya. Malaria bisa disembuhkan dengan obat anti-parasit oral atau intravena, sedangkan demam berdarah lebih menunjukkan berbagai gejala karena belum ada obat khusus yang ditemukan.
Namun, obat yang digunakan bagi penderita malaria sangat tergantung pada di mana infeksi didapat dan pada jenis infeksi parasit.
Karena kedua penyakit ini ditularkan oleh gigitan nyamuk, cara dan metode pencegahan dan penghindarannya pun sama. Masyarakat disarankan untuk menghindari tempat-tempat dengan kejadian demam berdarah dan malaria yang dilaporkan.
Beberapa himbauan yang bisa diikuti misalnya untuk menggunakan pakaian pelindung dan kelambu, memakai obat nyamuk, dan menyemprotkan insektisida dan desinfektan.
Dari beberapa perbedaan di atas, merupakan hal yang wajar apabila kedua penyakit ini yaitu demam berdarah dan malaria menjadi wabah yang mematikan di Indonesia. Pasalnya, tidak semua penderita penyakit ini bisa sembuh.
Namun, dengan penanganan dan perawatan yang tepat maka pengobatan pun bisa berjalan dengan baik. Oleh karena itu, sebisa mungkin upaya pencegahan harus terus dilakukan untuk menghindari penyakit ini yang biasanya terjadi di musim penghujan.
Sumber: hello.web.id
