Business

JOURNAL ESENSI INSTAGRAM MARKETING

ALGORITMA

Simple, semua sosial media akan mendukung siapapun yang menghasilkan konten engaging dan candu untuk dilihat berlama-lama. Tujuan mereka membuat sosial media adalah untuk iklan. Sama seperti TV, acara yang paling banyak penontonnya pasti menghasilkan banyak uang dari iklan. Begitupun Instagram.

Maka, jika ingin sukses di Instagram, bantulah Mark Zuckerberg mempertahankan audience-nya. Come on… lu bukan bosnya di sini :v

Untuk Instagram, ada beberapa jenis konten yang bisa dimaksimalkan demi mewujudkan syarat tersebut. Satu Carousels, dua Reels, tiga IGTV, dan empat video satu menit.

Foto sangat tidak disarankan jika tidak punya unsur “candu” dengan niche yang “jelas”.

Soal Niche, mari kita bahas di journal selanjutnya. Ini juga penting untuk mengajari algorithma Instagram soal ke mana seharusnya konten kita dipasarkan.

 

NICHE & JENIS KONTEN

Niche akan sangat membantu algoritma Instagram untuk mengoptimalkan konten kita. Dengan niche yang jelas, secara visual, topik, dan jenis konten, Instagram akan lebih mudah menemukan calon followers yang cocok untuk kita.

Maka tentukan sedari awal, niche apa yang akan kamu sajikan dan dikemas dengan jenis konten apa. Video kah, carousels kah, Reels kah?

Ingat, semua algorithma akan mendukung mereka yang bisa menghasilkan candu. Maka pilihlah jenis konten yang engaging dan cukup memakan waktu lama untuk memahami konteksnya.

Saran saya sih Carousels. Karena cukup membuat orang bertahan lama di satu konten, pembuatannya mudah, dan tetap menarik untuk dilihat.

 

KONSISTENSI

Konsistensi adalah hal wajib untuk “mengajari” algoritma Instagram agar lebih optimal mencari calon followers. Beberapa hal yang diperhitungkan adalah konsistensi jam posting, konsistensi jenis konten (video/carousels/reels), lalu konsistensi hashtag dan lokasi.

Semua unsur itu penting untuk dipertahankan ritmenya, agar algoritma bisa sadar betul, kapan dan ke mana kontenmu disebarkan (explore).

Entah ke penikmat video kah? Penikmat carousels kah? Atau penikmat fotografi?

Kembali lagi, sesuai niche dan jenis kontenmu. Maka riset terlebih dahulu, niche dan jenis kontenmu cocok atau tidak bermain di Instagram?

 

RISET MARKET

Jangan buang waktu percuma di Instagram kalau market yang kamu incar nggak main di sini. Capek-capekin aja.

Bermainlah ke akun-akun yang sekiranya cocok dengan calon marketmu. Pelajari jenis konten apa yang mereka pakai, waktu postingnya pukul berapa, darimana sumber traffic-nya?

Apakah bisa dari hashtag? Atau… dari modal kolaborasi? Atau dari metode komen-likes di akun calon followers?

Kalau sudah ada pemainnya, seperempat jalanmu sudah tertolong, karena kamu tinggal membuat sesuatu yang “lebih beda” lalu mengincar followers pemain besar di niche tersebut.

Soal lebih beda ini, masuk ke masalah branding, desain, dan offer. Adaptasikan paduan tersebut ke feeds, bio, sampai highlight. Next Journal ya untuk lebih lengkap.

 

BRANDING, DESIGN, OFFER

Branding dan desain, termasuk logo, warna, gaya komunikasi, hingga font menjadi sangat penting untuk membuat Instagram yang berkarakter, mudah dimengerti algoritma, dan disukai calon followers.

Pilihlah branding desain yang sesuai dengan calon followersmu.

Jika calon customermu orangnya simple, buatlah desain bertema minimalis, jika sebaliknya, misal anak tattoo gitu ya, wajib banget ada unsur liuk-liuk naga dan api misalnya, seni bangetlah pokoknya.

Setelah branding desain, hal selanjutnya yang wajib dipikirkan adalah offer. Kamu harus bisa menyajikan offer yang clear dan solutif. Misal, kamu bisa bantu orang cuci mobil dalam 1 menit, keren banget tuh… siapa yang nggak mau?

Itu hanya contoh, intinya JANGAN MIKIRIN DIRI SENDIRI. Kasih solusi, karena calon followersmu nggak mau tau kamu udah dapet penghargaan apa aja, bla-bla-bla-bla…

Nggak penting! Orang cuma mikirin apa yang bisa mereka dapat dengan follow akun kamu… kalau ada penghargaan, ya itu pemanis ajalah, nggak usah dijadiin sorotan utama.

Fokus pada apa yang bisa kamu tawarkan. Paparkan di bio dengan singkat, padat, dan lugas. Jangan bertele-tele.

Nggak cuma di bio, kamu juga bisa menaruh offer terbaik di highlight. Misal, garansi 100 tahun, testimoni artis, before-after, dan sebagainya yang esensial.

Kalau semua itu udah rapih, selanjutnya tinggal konsistensi posting dengan topik, desain, hashtag, dan area bermain yang jelas.

Area bermain? Apa itu? Next!

 

AREA BERMAIN

Bicara area bermain, sama saja seperti tempat nongkrong.

Nggak mungkin kan kamu nongkrong di warung kopi tapi ngarep jedag-jedug DJ yang mainin lampu. Nggak mungkin juga kamu ngomongin politik di tempat ibadah… nggak etis aja gitu :v

Sama. Dalam optimasi Instagram, kamu harus nongkrong di tempat-tempat yang sesuai dengan niche kamu. Sama kayak nyari pasanganlah, pasti cari yang se-frekuensi kan?

Sesimple itu.

Maka follow-lah akun-akun yang sesuai dengan kategori akunmu dan munculah terus di kolom komentar mereka. Sampai followers akun-akun tersebut juga mengenalimu.

Kalau bisa sih DM, tawarin bantuan, kenalan, apapun yang bisa menambah engagement, lakukan. Capek? Emang… namanya juga media sosial, ya mesti bersosial.

Bedanya sih, di sini kamu bisa fake *eh. Jangan nge-fake ya guys, nggak baik buat jangka panjang. Hehe

JOURNAL ESENSI INSTAGRAM MARKETING
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top