Lagilagi.in – Berterimakasihlah pada Alexander Graham Bell yang mampu menciptakan revolusi komunikasi dengan penemuannya, telepon. Berkatnya, kita bisa saling mengabari tanpa batas waktu dan jarak.
Saat pertama kali telepon ditemukan, semua begitu gembira karena satu masalah komunikasi terpecahkan. Namun, solusi selalu muncul dengan masalah baru, seperti itulah hidup.
Orang-orang mulai kuwalahan mencatat beragam nomor telepon. Nomor-nomor Kerabat, kenalan, gebetan, sampai mantan mulai tidak tertampung.
Untuk masalah relasi dengan orang terkasih okelah bisa diatasi, namun untuk nomor-nomor penting seperti kepolisian, pemadam, pemerintah? Sebaiknya ada sesuatu yang dapat menampung nomor-nomor mereka.
Bahkan kalau bisa, semua nomor terdapat di sana, sehingga tidak perlu pusing lagi jika suatu saat nomornya hilang.
Hingga suatu hari, tepatnya pada 21 Februari 1878, buku telepon pertama dirilis. Dalam buku itu, tercantum informasi berbagai nomor telepon yang tercatat dalam jaringan di suatu negara.
Hari ini, genap sudah 141 tahun semenjak buku telepon itu dirilis.
Oleh karena itu mari kita ucapkan SELAMAT ULANG TAHUN BUKU TELEPON!
Selamat ulang tahun kami ucapkan
Selamat panjang umur kita kan doakan
Selamat sejahtera sehat sentosa
Selamat panjang umur dan bahagia
*Alig ye… udah tua banget berarti kita.
Dilansir dari The Saturday Evening Post, awalnya buku telepon tak berbentuk buku, melainkan selembar kertas karton.
Dalam karton itu terdapat 11 nomor rumah, 38 pelaku bisnis, dan kantor kepolisian di New Heaven Connecticut, AS.
Perkembangan Buku Telepon
Ilustrasi buku telepon menuju modern (foto: wikipedia) |
Kali pertama diterbitkan, buku telepon dianggap sebagai inovasi mutakhir. Penggunaan buku telepon pun semakin populer di New Heaven ketika seorang bernama George Williard Coy menghadirkan jaringan telepon yang lebih luas.
Ia memperkenalkan buku telepon yang mencantumkan semua pengguna jaringannya. Semua nomor pengguna jaringan tersebut dicantumkan sesuai urutan abjad beserta alamat pos atau jalannya.
Pada 1910, buku telepon semakin besar di AS sampai menyimpan 7.000.000 nomor telepon. Buku ini semakin dicari seiring perkembangan zaman. Jelas, penggunanya semakin banyak.
(post-ads)
Berkat buku telepon, para warga tak lagi mesti mengontak operator untuk mencari nomor yang dituju.
Berlanjut apda 1938, AT&T menugaskan penciptaan font jenis baru, yang dikenal sebagai BELL GOTHIC. Tujuannya? Simple, agar mudah dibaca meski dalam ukuran cetak yang sangat kecil pada kertas koran. Jadi, tanpa buku telepon pun, nomor-nomor penting sudah tersebar di mana-mana lewat koran.
Sampai pada 1996, buku telepon online pertama dipamerkan. Semua nomor bisa dicari dengan suka-suka di situs yellowpages.com dan whitepages.com.
Buku Telepon Mengglobal
Meski perkembangannya begitu pesat di Amerika Serikat, namun bukan berarti negara lain tidak ikut berkembang. Salah satunya Inggris, yang menerbitkan buku telepon juga tak lama setelah ramai di AS. Tepatnya pada 15 Januari 1880, perusahaan The Telepohone Company menerbitkan buku telepon pertama di Inggris.
Dalam buku tersebut terdapat 248 nama dan alamat individu beserta bisnis di London. Akhirnya, buku telepon ini disimpan oleh BT Arsip sampai saat ini.
Sementara itu, Perancis merupakan negara pertama yang memiliki buku telepon elektronik yang disebut “Minitel”. Buku telepon ini keluar pada 1981 dengan “11” sebagai nomor akses teleponnya.
Memasuki abad ke-21, buku telepon mendapatkan banyak kritikan. Mereka dianggap sebagai limbah karena banyaknya kertas yang terbuang. Beberapa negara bahkan melarangnya.
Kini, era digital dan internet lebih mudah lagi untuk mencari dan mengenali nomor telepon. Secara perlahan, buku telepon ditinggalkan.
Gimana nih? Sudah mengucapkan selamat pada buku-buku teleponmu? Atau sudah dikiloin? Wah….
