Zaman sekarang, alig banget kalau belum aktif di internet. Koneksi di mana-mana, memalukanlah kalau nggak aktif di internet.
Tapi, ternyata masih ada manusia yang tidak menyentuh sambungan internet, lho. Namanya Kim De’Atta, perempuan asal London, Inggris.
Kim, yang pernah bekerja sebagai seorang perawat ini, mengaku alergi dengan sinyal WiFi dan sinya telepon. Tepatnya, ia alergi terhadap gelombang elektromagnetik.
Ia mengaku menderita migrain, kelelahan, bahkan infeksi jika terpapar sinyal telepon maupun WiFi. Bahkan, saat keluar rumah, ia kerap memakai kelambu untuk melindungi diri dari gelombang elektromagnetik.
Ia juga berusaha untuk menemukan tempat-tempat yang susah sinyal, agar tak terpapar sinyal telepon. Tidak hanya itu, ia sempat pindah rumah hingga dua kali, akibat tiang-tiang telepon yang mulai dibangun di sekitar rumahnya.
“Sebagian orang beranggapan bahwa saya gila. Padahal apa yang saya alami sangat sulit, ini karena mereka tak pernah mengalaminya,” tutur Kim, seperti dikutip dari Metro, pada 7 Januari 2018 oleh Lagi-Lagi Media.
Baca Juga:
– Bayi “Raksasa” Lahir Dengan Selamat
– Direkam Kamera Tersembunyi, Perempuan Korea Selatan Marah-Marah
Akibatnya, ia pun jarang berhubungan dengan keluarga dan teman-temannya. Kim selalu menjelaskan kepada orang-orang, bahwa dia punya penyakit unik ini.
Kim berharap, orang-orang bisa mengerti keadaanya. Bahkan untuk bibinya yang paling dekat sekalipun, ia mencoba memberi pengertian hingga sulit bertemu selama 10 tahun lamanya.
“Saya tak tahu kenapa, padahal kami dulu sangat dekat. Untuk menemuinya saya harus menggunakan kelambu, saya terlihat sangat konyol di bus. Tapi saya senang, ia masih hidup saat bertemu dengan saya,” ujar Kim.
Alerginya Bermula Saat Remaja
Kim bercerita, alergi tersebut bermula pada usia 16 tahun saat hidup di selatan London. Awalnya, ia merasakan ada yang aneh saat berada di samping televisi.
![]() |
Ilustrasi |
Setelah sekian lama merasa aneh, Kim akhirnya paham bahwa ini alergi saat kondisinya mulai semakin parah beberapa tahun kemudian. “(Saya sadar) Saat saya bekerja sebagai perawat di unit intensif dan membeli sebuah ponsel. Ponsel itu sangat diperlukan untuk berkomunikasi saat kondisi darurat,” katanya melanjutkan.
Pertama kali menelepon, kata Kim, rasanya seperti laser masuk ke kepala dan otaknya. “Rasanya sangat sakit.”
Ia pun semakin paham, apa saja yang membuatnya sakit. Yaitu tiap kali berada di dekat smartphone, televisi, WiFi, dan perangkat elektronik lainnya.
Kim pun mengaku selalu melarikan diri dari sinyal telepon agar tak mengalami alergi tersebut. Ia pernah pindah ke Glastonbury untuk menghindari sinyal telepon, namun beberapa tahun setelahnya kota tersebut mulai terhubung dengan sinyal telepon dan WiFi.
Hingga kini, Kim masih melarikan diri dari sinyal telepon, berharap agar bisa terlindungi dari gelombang elektromagnetik dan sinyal telepon.
Sungguh disayangkan, ia tak bisa melihat tingkah konyol netizen Indonesia ya…. bhak bhak bhak
